4.16.2009

Kerajaan Rohani


قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَن تَشَاء وَتَنزِعُ الْمُلْكَ مِمَّن تَشَاء وَتُعِزُّ مَن تَشَاء وَتُذِلُّ مَن تَشَاء بِيَدِكَ الْخَيْرُ إِنَّكَ عَلَىَ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ


Allah SWT berfirman didalam surah Ali-Imran : 26
“ Katakanlah : Wahai Tuhan yang memiliki kerajaan, Engkau beri kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Ada 2 jenis kerajaan yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada manusia bila dilihat dari sisi duniawi dan agamawi. Sebagaimana didalam ayat lain Allah SWT berfirman:
“ Dan ingatlah ketika Musa berkata kepada kaumnya, Wahai kaumku ingatlah nikmat Allah atas kamu ketika Dia menjadikan kamu Nabi-nabi dan Raja-raja.”

Merupakan suatu karunia besar dari Allah Ta’ala manakala Dia menjadikan raja dalam sebuah kerajaan di suatu negeri. Karena berkat adanya seorang raja atau pemimpin dalam sebuah kerajaan atau Negara, maka laju pertumbuhan ekonomi akan menjadi baik, keadilan dapat ditegakkan, terjaminnya keamanan sehingga masyarakat akan hidup dengan aman dan sejahtera, dengan syarat apabila sang pemimpin tersebut dapat menjalankan amanatnya dengan baik.
Demikian pula halnya dengan kerajaan rohani, Allah SWT senantiasa mengutus utusannya berupa para nabi untuk mengajak umatnya secara berjamaah menjadi hamba-hamaba yang ta’at kepada Allah SWT sekaligus memajukan rohani umatnya melaui agama yang dibawanya.

Kalau kita melihat sejarah agama-agama yang lalu Bani Israil merupakan bangsa yang telah diberikan karunia yang begitu besarnya oleh Allah SWT dengan diutusnya nabi-nabi kepada bangsa tersebut. Sebagaimana dalam Al-quran disebutkan:


وَنُرِيدُ أَن نَّمُنَّ عَلَى الَّذِينَ اسْتُضْعِفُوا فِي الْأَرْضِ وَنَجْعَلَهُمْ أَئِمَّةً وَنَجْعَلَهُمُ الْوَارِثِينَ

“Dan Kami berkehendak memberikan karunia kepada orang-orang yang dianggap lemah di bumi, dan menjadikan mereka pemimipin-pemimpin dan menjadikan mereka ahli waris karunia-karunia Kami.”.(Al-Qashash 28 :6)

[1112] Maksudnya: negeri Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Fir'aun dahulu. sesudah kerjaan Fir'aun runtuh, negeri-negeri Ini diwarisi oleh Bani Israil.
[1113] Fir'aun selalu khawatir bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh Bani Israil Karena itu dia membunuh anak-anak laki-laki yang lahir dalam kalangan Bani Israil. ayat Ini menyatakan bahwa akan terjadi apa yang dikhawatirkannya itu.

Sebagaimana diketahui bahwa Bani Israil sebelumnya adalah bangsa yang lemah yang selalu tertindas oleh Bangsa Fir’aun, itulah sebabnya Allah Swt dengan karunia-Nya menjadikan nabi-nabi dan raja-raja kepada bangsa tersebut secara turun temurun sehingga mereka menjadi bangsa yang kuat dan maju. Namun karunia ini tidak mereka syukuri bahkan sebaliknya mereka mengingkari setiap nabi-nabi yang diutus kepada mereka, sebagaimana firman Allah SWT:

لُعِنَ الَّذِينَ كَفَرُواْ مِن بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى لِسَانِ دَاوُودَ وَعِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوا وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ

Telah dilaknat orang-orang yang ingkar dari antara Bani Israil oleh Daud dan Isa ibnu Maryam. Hal itu disebabkan karena mereka durhaka dan melampaui batas.”(Al-Maidah 5:78)

Ditempat lain dikatakan:

"Kemudian Kami kirimkan rasul Kami secara berturut-turut, setiap kali datang seorang rasul kepada umatnya mereka mendustakannya (Al-Mukmin:45)
Bahkan sebagian mereka dustakan dan sebagian lagi hendak mereka bunuh."


Karena sikap mereka yang demikian itu akhirnya Allah SWT memberikan kesempatan terakhir kepada mereka dengan mengutus nabi Isa a.s yang dilahirkan tanpa seorang bapak. Ini merupakan suatu isyarat dari Allah SWT bahwa keturunan mereka sudah tidak pantas untuk melahirkan seorang nabi. Namun peringatan ini tidak mereka indahkan bahkan sebaliknya mereka mendustakan nabi Isa a.s dan berusah untuk membunuhnya di tiang salib.

Dalam kitab matius 26 : 57-58
“ Sesudah mereka menangkap Yesus mereka membawanya ke Kayafas Imam besar, disanalah telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan Tua-tua. Seluruh Mahkamah agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus supaya dia dapat dihukum mati.”
Kitab Lukas 23:5
“ Kemudian Yesus dihadapkan lagi ke Pilatus ketua pengadilan untuk disidang. Maka diputuskanlah bahwa Yesus harus disalibkan. Pilatus berkata “ Tetapi kejahatan apakah yang telah dilakukannya aku tidak mendapati kesalahan apapun pada orang ini. Jawab mereka “ Ia menghasut rakyat dengan ajarannya.”

Tetapi ketika Pilatus melihat bahwa segala usahanya sia-sia malah sudah mulai timbul kekacauan ia mengambil air dan membasuh tangannya dihadapan orang banyak dan berkata “ Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini, itu urusan kamu sendiri. Mereka berkata “ Biarlah darahnya ditanggungkan atas kami dan anak-anak kami.”

Artinya mereka telah mempertaruhkan takdir mereka dan anak-anak mereka demi menolak suatu kebenaran.
Allah berfirman :
“ Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka.”

Akhirnya karunia kerajaan rohani yang selama ini diberikan Allah SWT kepada mereka dicabut dan dipindahkan kepada kaum yang lain yaitu kaum Bani Ismail dengan diutusnya Muhammad Rausulullah saw. Namun sebagaimana sunah para utusan Tuhan kedatangan mereka kepada suatu umat selalu mendapat penolakan dan penentangan dari kaumnya, demikian halnya Rasulullah saw, akan tetapi dengan segenap perjuangan beliau serta berkat pertolongan Allah SWT beliau mendapatkan kemenangan demi kemenangan hingga kota Mekah pun dapat beliau taklukkan.

Namun kemengan yang diraih dari hasil peperangan sedikit banyak menimbulkan dampak negatif baik terhadap Rasulullah saw maupun terhadap agama islam pada umumnya. Hal ini dapat kita lihat dalam suatu peristiwa seorang wanita Yahudi yang mencoba meracuni Rasulullah saw dengan memberikan daging anak domba kegemaran Rasulullah saw yang telah dibubuhi racun, namun berkat pertolongan Allah SWT beliau terselamatkan akan tetapi seorang sahabat beliau yang bernama Bisyr sempat memakan sekarat yang tidak lama kemudian jatuh sakit dan dalam beberapa riwayat beliau meninggal seketika. Ketika hal ini ditanyakan oleh Rasulullah saw kepada wanita Yahudi itu ia berkata “ Kaumku telah berperang kepada Anda dan keluargaku gugur dalam pertempuran itu. Aku mengambil keputusan meracuni Anda dengan kepercayaan bahwa Jika Anda seorang tukan tipu anda akan mati dan kami akan aman dan damai, tetapi jika Anda benar seorang nabi, Tuhan akan memelihara Anda.” (HR.Muslim)

Kemenangan yang diperoleh diujung sebilah pedang tidak ada artinya sama sekali karena akan menghilang kembali dengan menurunnya kekuasaan si pemegang pedang. Kemenangan haqiqi hanya bisa diperoleh melalui penyampaian barisan wawasan dan kebenaran abadi. Kemenangan seperti inilah yang sedang diperjuangkan Islam. Nubuatan tersebut berkaitan dengan masa sekarang dan sekaranglah waktunya bagi Al-Quran untuk membuka semua pengertian-pengertian yang selama ini tersembunyi.

Baca Juga Artikel Lain Dalam Katagori Yang Sama



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda,

LOVE FOR ALL, HATRED FOR NONE