9.11.2009

KHUTBAH IDUL FITRI



إِذْ قَالَ الْحَوَارِيُّونَ يَا عِيسَى ابْنَ مَرْيَمَ هَلْ يَسْتَطِيعُ رَبُّكَ أَن يُنَزِّلَ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ قَالَ اتَّقُواْ اللّهَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
قَالُواْ نُرِيدُ أَن نَّأْكُلَ مِنْهَا وَتَطْمَئِنَّ قُلُوبُنَا وَنَعْلَمَ أَن قَدْ صَدَقْتَنَا وَنَكُونَ عَلَيْهَا مِنَ الشَّاهِدِينَ
قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا أَنزِلْ عَلَيْنَا مَآئِدَةً مِّنَ السَّمَاءِ تَكُونُ لَنَا عِيداً لِّأَوَّلِنَا وَآخِرِنَا وَآيَةً مِّنكَ وَارْزُقْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ
قَالَ اللّهُ إِنِّي مُنَزِّلُهَا عَلَيْكُمْ فَمَن يَكْفُرْ بَعْدُ مِنكُمْ فَإِنِّي أُعَذِّبُهُ عَذَاباً لاَّ أُعَذِّبُهُ أَحَداً مِّنَ الْعَالَمِينَ


Ingatlah ketika para hawari berkata : “ Hai Isa Ibnu Maryam adakah Tuhan engkau mampu menurunkan bagi kami hidangan dari langit ?” Berkata ia : “ Bertaqwalah kepada Allah jika kamu orang-orang yang beriman.”Mereka berkata : “ Kami ingin memakan hidangan itu dan supaya hati kami tenteram dan supaya kami yakin bahwa engkau telah berkata benar kepada kami dan supaya kami dapat menjadi saksi terhadapnya.” Berkata Isa Ibnu Mariyam, Ya Allah, Tuhan kami, turunkanlah kepada kami hidangan dari langit supaya menjadi suatu Hari Raya bagi kami, bagi orang-orang yang sebelum kami dan bagi orang-orang yang akan datang setelah kami, dan sebagai Tanda kebenaran dari Eengkau, dan berilah kami rizki dan Engkaulah sebaik-baik Pemberi rizki.”(Al Maidah 113-116)


Setiap insan menghendaki kebaikan dan kesenangan bagi dirinya dan menghendaki untuk mendapatkan keselesaan atau ketenteraman dirinya. Tidak ada seorang yang bodoh dan dungu sekalipun yang menghendaki kesusahan atau kesengsaraan bagi dirinya. Akan tetapi disebabkan kesilapan atau kejahilannya sendiri kadangkala seseorang menghendaki sesuatu kesenangan, namun sebaliknya apa yang dia kehendaki itu menjadi kesusahan dan kesengsaraan baginya.

Seorang insan menghendaki kesenangan dan ketenteraman bagi dirinya, namun yang dikehendakinya itu sebaliknya menjadi sebab kesusahan baginya. Dia mengarapkan nikmat dari padanya, namun akhirnya menjadi azab baginya. Dia menghendaki kemjuan bagi dirinya, namun akhirnya menjadi kemunduran baginya. Dan ia menghendaki sesuatu benda yang berguna baginya, namun sebaliknya benda itu menjadi bahan sengsara baginya. Diatas dunia ini nampak ribuan macam pemandangan peristiwa seperti itu.

Seseorang menghendaki sesuatu dengan harapan akan menggembirakannya, akan tetapi apabila yang diharapkannya itu telah dihasilkannya menjadi penyebab batinnya sangat tersiksa pula. Seseorang berdo’a untuk mendapatkan anak keturunan bahkan meminta pertolongan kepada orang lain untuk mendo’akannya sambil banyak memberi sedeqah kepada fakir miskin agar mendapatkan anak keturunan. Bahkan apapun yang bisa dia lakukan demi mendapatkan anak keturunan itu, ia lakukan dengan semangat. Namun setelah mendapatkan anak, tabi’at anak itu tidak sesuai dengan harapannya semula, anak itu sangat jahat menjadi penyebab jatuhnya martabat-nya disisi masyarakat, sebab prilaku anak itu sangat memalukan, sehingga orang tua-pun merasa malu untuk menyebut nama anak itu sebabgai anak-nya sendiri dihadapan orang ramai.

Jadi manusia banyak merayakan kegembiraan dan kesenangan dan menganggap sesuatu akan menggembirakan dan menyenangkannya. Akan tetapi sebaliknya benda kesayanggannya itu sendiri menjadi penyebab kehancuran baginya.

Tatkala lasykar orang-orang musyrik Mekah tiba dimedan tempur Badar, mereka mengira akan mudah menghancurkan pasukan orang-orang Islam sampai musnah sama-sekali, dan pada waktu itu Abu Jahhal pemimpin lasykar orang-orang musyrik itu sesumbar dengan mengatakan: “Kita akan merayakan Ied hari ini dan akan meneguk arak sepuas-puasnya.” Mereka telah memutuskan untuk kembali ke Mekah setelah menumpas pasukan Islam!

Akan tetapi apa yang telah terjadi ? Abu Jahhal itulah yang telah terkapar dibunuh di medan perang dengan sangat hina oleh dua orang anak muda yang masih ingusan. (Orang-orang Kuffar Mekah menganggap orang-orang Madinah sangat hina dan biasa menyebut mereka sebagai sampah masyarakat !! ) Abu Jahhal sangat memelas menyaksikan keadaan dirinya sendiri sangat hina sekali. Menurut adat kebiasaan orang-orang Arab, apabila seorang pemimpin besar terbunuh dimedan perang batang lehernya harus terpotong panjang, supaya orang menghormatinya sebagai pemimpin besar telah terkorban. Namun Hazrat Abdullah Bin Mas’ud r.a. setelah melihatnya tengah meringis dan terkapar diatas tanah bertanya kepadanya, hai Abu Jahhal !! Bagaimana nasib kamu sekarang ? Dia jawab, saya tidak menyesal sedikitpun akan kematian-ku ini namun aku sangat hina sekali karena dua anak kecil Madinah yang hina telah membunuh aku. Hazrat Abdullah r.a. bertanya lagi, Sekarang apa keinginan terakhir kamu hai Abu Jahhal ? Dia jawab, Potonglah leherku lebih panjang sedikit supaya orang menganggap aku pemimpin besar telah terkorban dimedan perang ! Hazrat Abdullah r.a. berkata, keinginan kamu inipun tidak akan aku penuhi ! Maka beliau memotong leher Abu Jahhal itu dibawah dagunya sedikit saja.

Tengoklah ! Abu Jahhal itulah yang telah berkata sebelumnya : Kita akan merayakan Ied dan akan meminum arak sepuas hati. Namun hari itu telah menjadi hari nahas baginya sehingga keinginan terakhirnyapun tidak terpenuhi.

Manusia memakan makanan yang bagaimanapun halusnya dan mengira ia akan mendapat enerji dan kekuatan bagi tubuhnya, namun sebaliknya makanan itu juga boleh menjadi penyebab sakit disentry yang berbahaya baginya.

Manusia ramai-ramai pergi ketempat pesta perkawinan dan bergembira-ria disana, dan mereka meluahkan kegembiraan disana sampai melampaui batas. Disana mereka melakukan perbuatan-perbuatan yang bercanggah (bertentangan) dengan hukum syari’at Islam. Akan tetapi anak perempuan yang dibawa kerumah dan dimeriahkan pesta perkawinhannya itu telah menjadi penyebab kerusuhan didalam keluarga mertuanya. Dan ia telah melakukan banyak perbuatan buruk yang memalukan dan mencemarkan nama baik keluarga itu.

Jadi kita menyaksikan kenyataan, kadangkala manusia menghendaki suatu kegembiraan dan kesenangan, namun sebaliknya bukan kegembiraan yang terjadi melainkan kesedihan dan kesengsaraan bathin telah terjadi. Mungkin saja manusia telah menukar kegembiraan dengan perbuatan yang menimbulkan kemarahan Tuhan, akibatnya kesidihan dan kesengsaraan bathin menimpa dirinya.

Ayat suci Alqur’an yang telah saya tilawatkan pada permulaan khutbah ini menjelaskan peristiwa semacam itu. Mula-mula para Hawari Hazrat Isa a.s. meminta kepada beliau untuk mendu’akan mereka agar sebuah hidangan turun dari langit dan harta kekayaan-pun turun kepada mereka agar mereka terbebas dari membayar chanda yang menyusahkan mereka. Mereka ingin membelanjakan harta mereka dengan bebas menurut kehendak hati mereka. Dan mereka ingin supaya beribadah dengan hati senang dan terbuka sebab mereka sudah tidak dikenakan wajib bayar chanda lagi jika Jema’at mereka sudah memperoleh banyak kemampuan. Hazrat Isa a.s. berkata : “ Janganlah mengharapkan harta demikian. Apa yang Tuhan kasih kepada-mu ambillah. Manusia dalam suatu waktu mengira sesuatu benda akan berguna bagi mereka lalu mereka memohonnya. Akan tetapi sesungguhnya apa yang diminta-nya itu merupakan bahan kehancuran bagi mereka. Mereka berkata, kami memohon kepada Tuhan dengan tujuan yang baik !

Hazrat Isa a.s. lalu memanjatkan do’a untuk mereka itu. Dan Allah swt berfirman kepada beliau : “ Akan Aku kabulkan permohonan mereka itu. Akan tetapi setelah diberi, manusia yang tidak besyukur dan tidak berterima kasih atas anugerah-Ku itu akan ditimpakan azab diatas mereka sedemikian rupa sehingga tidak pernah orang lain menerima azab seperti itu.

Manusia tidak bisa menanggung derita dari azab Tuhan sekecil apapun. Bagaimanapun kuatnya seorang manusia sekalipun dia seorang body builder apabila pening kepala sekalipun atau sakit perut sudah menimpanya ia tidak berdaya mempertahankan dirinya.
Ketika Edward Vll sudah sampai waktunya untuk dirayakan naik takhta dan akan diletakkan mahkota diatas kepalanya, dia sakit perut kerana terdapat bisul didalam lambungnya, sehingga sekalipun persiapan sudah diselesaikan dengan sangat rapih dan akan sangat meriah sekali perayaannya itu akan tetapi atas perintah Tuhan dia telah gagal dan pesta perayaan naik takhtanya diundurkan. Pendeknya apabila suatu ujian dari Tuhan sudah tiba masanya tidak ada yang bisa menentangnya sekalipun ia seorang raja yang sangat berkuasa. Jadi apabila manusia menghadapi banyak kegembiraan, sesungguhnya ia bukanlah kegembiraan yang sejati melainkan akhirnya menjadi sebuah musibat baginya.

Didalam ayat tersebut diatas Allah swt berfirman : “ Kami tentu akan memberinya pada kalian apa yang kalian minta itu, namun jangan-jangan kalian berbuat khianat didalamnya, maka Aku akan menurunkan azab yang dahsyat kepada kalian yang tidak pernah bangsa atau kaum lain menerimanya.

Siapakah yang bisa memperkirakan betapa dahsyatnya azab itu. Disatu tempat azab itu turun seperti langit pecah. Jika sebuah bintang jatuh diatas bumi atau matahari atau bulan jatuh diatas bumi ini maka tentu kehancuran akan menimpa bumi ini. Jika semua tata surya dan alam semesta sudah hancur berantakan maka tidak bisa dibayangkan bagaimana keadaan dunia pada waktu itu.

Sekarang tiba sa’atnya dunia menghadapi perang global. Kedahsyatan perang seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Dizaman para sahabah Rasulullah saw perang hanya menggunakan panah dan tombak. Banyak sahabah yang luka-luka terkena panah atau tombak namun salat tidak pernah mereka tinggalkan. Pada zaman itu sekalipun orang-orang banyak yang mendapat luka-luka dimedan perang namun mereka masih mampu menjalankan tugas mereka. Sekarang perang menggunakan alat-alat senjata yang sangat berbahaya sekali. Ini adalah azab yang sangat dahsyat sekali. Berbagai macam peluru kendali yang bukan hanya menghancurkan manusia namun bisa memporak-porandakan dinding-dinding kubu atau bangunan-bangunan kokoh sekalipun. Berbagai jenis bom, pesawat-pesawat tempur yang sangat canggih dilengkapi dengan senjata-senjata nuklir yang sangat berbahaya yang nampak sekarang ini tidak pernah didapati didunia ini.
Didunia sekarang ini telah tersedia berbagai jenis persenjataan yang sangat canggih sehingga manusia tidak mungkin akan bisa selamat dari padanya. Dari dahulu sampai sekarang peperangan seperti itu tidak pernah terjadi.


Orang-orang Eropah sesumbar : “Kami telah membuat berbagai jenis perlengkapan perang, berbagai jenis bom, senjata-senjata automatic, kapal-kapal perang, kapal-kapal penghancur dan sebaginya.” Kita berkata : Memang betul demikian, apa yang kalian perbuat benar sekali sebab telah membuktikan sempurnanya nubuwatan Kitab Suci Alqur’an. Semua penemuan-penemuan yang canggih telah membuktikan kebenaran firman Tuhan didalam Kitab Suci Alqur’an. Sehingga surat-surat kabar di Eropah telah mengakui bahwa peperangan yang sangat membinasakan dan pertumpahan darah yang sangat dahsyat yang akan terjadi itu tidak pernah disaksikan manusia sebelumnya. Terbuktilah bahwa persenjataan yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri menjadi penyebab kehancuran sebagian dunia. Ingatlah bahwa kegembiraan sebagian manusia telah menjadi penyebab kehancuran yang berupa azab bagi dunia yang sangat mengerikan.

Hari ini juga Hari Ied. Orang-orang bergembira karena pada hari ini Ied sudah tiba. Orang-orang begembira-ria merayakan Ied pada hari ini. Alquran adalah sebuah Kitab Suci dan Rasulullah saw adalah seorang Nabi suci. Beliau telah menentukan sebuah Hari Ied. Dalam merayakan kegembiraan hari Ied seperti ini orang-orang menjadi lupa kepada kewajiban-kewajiban mereka dan melanggar hukum-hukum syari’at. Sembahyang yang biasa dikerjakan lima kali sehari sekarang Rasulullah saw telah menambah menjadi enam kali sembahyang didalam hari Ied ini. Jangan-jangan manusia dalam merayakan kegembiraan ini menjadi lupa kepada perintah sembahyang dan melanggar hukum-hukum syari’at sehingga menjadi mangsa turunnya azab. Banyak bangsa-bangsa didunia ini yang telah diberi nikmat oleh Allah swt dan memberi kegembiraan kepada mereka, namun mereka menjadi kufur karena tidak mensyukuri nikamt-nikmat Tuhan itu sehingga menjadi mangsa turunnya azab dari Allah swt.

Jadi, Ied ini memang sarana untuk bergembira-ria dan untuk bersenang-senang. Sebab Nabi Muhammad saw sendiri mengatakan bahwa Ied ini adalah hari bersenang-senang dan hari bergembira-ria. Tetapi mengapa beliau menjadikan hari Ied ini hari kegembiraan ? Jawabannya sungguh panjang ! Pendeknya hari Ied ini hari untuk bergembira-ria. Dikala merayakan kegembiraan ini manusia banyak lupa kepada kewajiban ibadah. Namun kita berkata : Didalam hari kegembiraan ini kewajiban kita semakin bertambah banyak. Salat yang biasanya lima kali sehari dikerjakan, pada hari ini menjadi enam kali, dan diharuskan untuk banyak-banyak membaca takbir, selawat dan do’a dan berzikir kepada Allah swt.

Hazrat Rasulullah saw, semoga beribu-ribu rahmat dan barkat serta salaam dan selawat turun kepada beliau, telah berlaku sangat hati-hati sekali dan telah menyelamatkan kita. Telah difirmankan didalam Kitab Suci Alqur’an bawa orang yang tidak bersykur kepada nikmat-nikmat-Ku akan Aku timpakan azab kepadanya. Rasulullah saw telah mengajar kita, apabila kalian mendapat suatu kegembiraan hendaklah kalian melakukan ibadah kepada Tuhan walaupun sedikit sebagai tanda syukur kepada-Nya. Hukum syari’at mengajar kita supaya melakukan ibadah kepada Tuhan pada setiap kesempatan kita mendapat kegembiraan. Misalnya, diwaktu seorang anak lahir, banyak manusia bernyanyi gembira dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran syari’at agama. Namun kepada orang mukmin diperintahkan apabila seorang anak lahir, perdengarkanlah nama Allah dan tiupkanlah suara اللهُ اَكْبَرْ kedalam telinga sang bayi itu, maksudnya apabila sudah dewasa ia harus beribadah kepada Tuhan dan apabila mendapat kegembiraan berlakulah dibawah hukum syari’at Tuhan. Apabila sudah tiba waktunya untuk menikah, dengarlah baik-baik khutbah nikah itu yang dimulai dengan membacakan .… اَلْحَمْدُ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُsetelah itu dibacakan ayat-ayat Qur’an اِتَّقُوا للهَ ... اِتَّقُوا للهَ artinya pernikahan kamu itu harus berasas taqwa kepada Allah. Dan diwaktu dia hendak menjumpai isterinya juga sebuah ibadah telah ditentukan yaitu dengan membaca do’a : اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشِّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَناَ Artinya : Wahai Tuhanku ! Jauhkanlah syaitan dari kami dan singkirkanlah syaitan itu dari apa yang Engkan anugerahkan (seorang anak) bagi kami.

Apabila sudah duduk siap mau makan pada waktu itu membaca Bismillah dan setelah selesai makan membaca Alhamdulillah. Dalam setiap gerak-gerik hendaklah selalu memuji Allah swt. Tidak ada suatu kegembiraan-pun yang luput dari pada perintah ibadah kepada Tuhan. Hazrat Rasulullah saw telah memberi contoh dan teladan yang sangat indah untuk semua gerakan dengan sebuah ibadah berupa do’a kepada Allah swt. Sebab jika manusia tidak melakukan ibadah ketika mendapat kegembiraan atau kebahagiaan maka ia akan termasuk orang yang mengingkari nikmat yang akibatnya mendapat azab dari Allah swt. Sebagaimana firman-Nya kepada kaum Bani Israil : فَاِنِّيْ اُعَذِّبُهُ عَذَابًأ لاَّ اُعَذِّبُهُ اَحَدًا مِّنَ اْلعَالَمِيْنَArtinya : Akan Aku timpakan azab kepadanya dengan azab yang tidak pernah seorang-pun diatas dunia ini yang menerima azab seperti itu.

Jadi, Nabi Karim saw kita telah membuka jalan yang sangat terbuka bagi kita semua, dengan mengajarkan berbagai jenis ibadah berupa do’a-do’a pada setiap kesempatan mendapat kegembiraan atau kenikmatan dari Allah swt. Beliau telah menetapkan peraturan bagi kita dan seolah-olah beliau telah memberi tahu jenis-jenis pengobatan bagi kita, apabila kita hendak melakukan sesutau amal perbuatan baik harus dimulai dengan membaca بِسْمِ اللهbismillah, menyebut nama Allah swt dan pada akhir pekerjaan yang telah selesai kita kerjakan membaca اَلْحَمْدُلِلَّهِ alhamdulillah. Terdapat firman didalam Alqur’an : وَاٰخِرُ دَعْوٰهُمْ اَنِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ Artinya : Dan seruan akhir mereka apabila telah mengerjakan sesuatu adalah : Segala puju bagi Allah seru sekalian Alam (Yunus : 11)

Hari ini adalah Hari Kegembiraan dan hari kesenangan. Mengapa ? Sebabnya Allah swt telah memberi kesempatan untuk banyak beribadah kepada-Nya. Hazrat Rasulullah saw telah menetapkan sebuah ibadah bagi kita diwaktu kita mendapat suatu kegembiraan. Hal ini merupakan kebaikan Allah swt Yang telah memberi kita semua kesempatan untuk beribadah kepada-Nya.

Subhanallah !! Betapa indahnya pekerjaan para Nabi Allah Itu !!

Hazrat Rasulullah saw bersabda : Apabila bulan Ramadhan sudah tiba, berpuasalah dan beribadahlah dan banyak bersedekahlah kepada fakir miskin. Apabila Ramdhan sudah usai bergembiralah kalian tanda bersyukur kepada Tuhan Yang telah memberi taufiq untuk berpuasa dan memberi kesempatan beribadah pada hari Ied atau hari kegembiraan tiba.

Bukan hanya pada hari Ied ini saja, melainkan pada setiap kesempatan Allah swt telah menetapkan suatu ibadah bagi kita. Sebab biasanya manusia menjadi buta diwaktu merayakan hari kegembiraan. Oleh sbab itu Dia berfirman : Diwaktu sedang bergembira biasakanlah kalian beribadah agar kalian terhindar dari bahaya akibat kesalahan atau kesilapan kalian, sehingga kalian banyak mendapat faedah dari padanya.

Semoga Allah swt menghiasi kita dengan pakaian taqwa dan semoga Dia memberi taufiq kepada kita semua untuk mengembangkan ajaran Islam hakiki ini seluas-luasnya dan memberi taufiq kepada kita untuk menyaksikan kemenangan-nya diseluruh dunia. Amin !!!
OLEH HAZRAT KHALIFATUL MASIH II r.a.
TANGGAL 24 AGUSTUS 1914 DI QADIAN - INDIA
Alih Bahasa dari Bahasa Urdu oleh Hasan Basri
Singapur 6 September 2009


Baca Juga Artikel Lain Dalam Katagori Yang Sama



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda,

LOVE FOR ALL, HATRED FOR NONE