“KHAATAMAN NABIYYIN” SEBAGAI TERAKHIR (PENUTUP)

Untuk sampai kepada-Nya, semua pintu tertutup, kecuali sebuah pintu yang dibukakan oleh Qur’an Majid. Dan semua kenabian, dan semua kitab-kitab terdahulu tidak perlu lagi diikuti, sebab kenabian Muhammadiyah, mengandung dan meliputi semuanya itu. Selain ini semua jalan tertutup. Semua jalan menuju Tuhan terdapat didalamnya. Sesungguhnya tidak akan datang kenabian baru, dan tidak pula sebelumnya ada suatu kebenaran yang tidak terdapat didalamnya. Sebab itu, diatas kenabian ini habislah semua kenabian. Memang sudah sepantasnya demikian, sebab suatu yang ada permulaannya, tentu ada pula kesudahannya. (Hadhrat Mirza Ghulam Ahmad, al-Wasiyat, Jemaat Ahmadiyah Indonesia 2006 : 24).

Sesudah Nabi Muhammad SAW., tidak boleh lagi mengenakan istilah Nabi kepada seseorang, kecuali bila ia lebih dahulu menjadi seorang ummati dan pengikut dari Nabi Muhammad SAW., (Ahmad, Tajalliyat-i-Ilahiyah, 1906 : 9).

Semua pintu kenabian telah tertutup kecuali pintu penyerahan seluruhnya kepada Nabi Muhammad SAW., dan pintu fana seluruhnya ke dalam beliau. (Ahmad, Ek Ghalti ka Izala, 1901 : 3).

Lembaga kenabian telah tertutup, kecuali melalui dan didalam Nabi Muhammad SAW., Nabi pembawa syari’at tidak mungkin lagi datang. Seorang Nabi tanpa syari’at, baru bisa datang, tetapi lebih dulu ia harus seorang ummati, yakni seorang pengikut Nabi Muhammad SAW,. (Ahmad, Tajalliyat-i-Ilahiyah, 1906 : 20).

Yang Mulia Muhammad Rasulullah SAW., adalah satu-satunya dalam kedudukan Muhammadiyat beliau. Selain beliau tidak ada orang lain yang memperoleh kedudukan itu. Beliau SAW adalah Khaataman Nabiyyin. Dan dari segi pengangkatan/ketinggian rohani, beliau SAW, adalah nabi terakhir. Beliau SAW, sudah menjadi nabi terakhir sejak saat Adam a.s belum menjadi nabi, dan bahkan sejak beliau SAW, belum dianugerahi wujud jasmani. (Mazharnamah, Islam International Publication 2002 : 106).

Baca Juga Artikel Lain Dalam Katagori Yang Sama

Widget by Hoctro | Jack Book