6.07.2008

PERNYATAAN HADHRAT MIRZA GHULAM AHMAD, TENTANG “RASULULLAH MUHAMMAD SAW SEBAGAI KHAATAMAN NABIYYIN”

Inti dari kepercayaan saya adalah : LAA ILAHA ILLALLAAHU, MUHAMMADUR-RASULULLAAHU (TIDAK ADA TUHAN SELAIN ALLAH, MUHAMMAD ADALAH UTUSAN ALLAH) kepercayaan kami yang menjadi pergantungan dalam hidup ini, dan yang pada Nya kami, dengan rahmat dan karunia Allah, berpegang sampai saat terakhir dari hayat kami dimuka bumi ini, ialah : Sayyidina wa Maulana Muhammad SAW., adalah Khaataman-Nabiyyin, dan Khairul Mursalin, yang termulia dari antara nabi-nabi. Di tangan beliau hukum syari’at telah disempurnakan. Karunia yang sempurna ini pada saat sekarang adalah satu-satunya penuntun ke jalan yang lurus, dan satu-satunya sarana untuk mencapai kesatuan dengan Tuhan Yang Maha Kuasa. (Ahmad, Izalah Auham, 1891 : 137).

Yang dikehendaki Allah supaya kita percaya hanyalah ini, bahwa Dia adalah Esa dan Muhammad SAW., adalah Nabi-Nya, dan bahwa beliau adalah Khaatamul-Anbiya dan lebih tinggi dari semua makhluk. (Ahmad, Kistii Nuh, 1902 : 15)

Tuduhan yang dilontarkan terhadap diri saya dan jamaah saya, bahwa kami tidak mempercayai Rasulullah Muhammad SAW sebagai Khaataman Nabiyyin merupakan kedustaan besar yang dilontarkan kepada kami. Kami meyakini Rasulullah Muhammad SAW sebagai Khaatamul Anbiya dengan begitu kuat, yakni penuh Ma’rifat dan Basyirat, yakni seratus ribu dari yang itu pun tidak dilakukan oleh orang-orang lain. Dan memang tidak demikian kemampuan mereka. Mereka tidak memhami hakikat dan rahasia yang terkandung di dalam Khaatamun Nubuat sang Khaatamul Anbiya. Mereka mendengan sebuah kata dari ketua mereka, tetapi tidak tahu menau hakikatnya. Dan mereka tidak tahu apa yang dimaksud dengan Khaatamun Nubuwwat. Apa makna mengimaninya? Namun kami dengan penuh Bashirat (Allah Ta’ala yang lebih tahu) meyakini Rasulullah Muhammad SAW sebagai Khaatamul Anbiya. Dan Allah Ta’ala telah membukakan pintu hakikat Khaatamun Nubuwwat kepada kami sedemikian rupa, yakni dari serbat irfan yang telah diminumkan kepada kami itu kami mendapatkan suatu kelezatan khusus yang tidak dapat diukur oleh siapapun kecuali oleh orang-orang yang memang telah kenyang minum dari mata air ini juga. (Malfhuzat, jld.1, hlm.342).

Tidak ada kitab kami selain Al-Qur’an Syarif dan tidak ada Rasul kami kecuali Muhammad Mustafa SAW. Tidak ada agama kami kecuali Islam dan kita mengimani bahwa Nabi kita, Muhammad SAW adalah Khaatamul Anbiya, dan Al-Qur’an Syarif adalah Khaatamul Kutub. Jadi, janganlah menjadikan agama sebagai permainan anak-anak dan hendaknya diingat, kami tidak mempunyai pendakwaan lain kecuali sebagai Khaddim Islam. Siapa saja yang mempertautkan hal (yang bertentangan dengan) itu kepada kami, dia melakukan dusta atas kami. Kami mendapatkan karunia berupa berkat-berkat melalui Nabi Karim SAW dan kami memperoleh karunia berupa makrifat-makrifat melalui Al-Quran al-Karim. Jadi, adalah tempat agar setiap orang tidak menyimpan didalam kalbunya apapun yang bertentangan dengan petunjuk ini. Jika tidak, dia akan mempertanggung jawabkannya di hadapan Allah SAW. Jika bukan Khaddin Islam, maka segala upaya kami akan sia-sia dan ditolak, serta akan diperkarakan. (Maktubaat-e-Ahmadiyyah, jld.5, No.4).

Baca Juga Artikel Lain Dalam Katagori Yang Sama



Widget by Hoctro | Jack Book

0 komentar:

Posting Komentar

Terima Kasih Atas Kunjungan Anda,

LOVE FOR ALL, HATRED FOR NONE